Gantianaku yang menggelinjang hebat , karena terus terang aku sudah terangsang ketika aku mengintip kakak iparku ini mandi. " Mmmmhhhh"..srup" penis-ku dihisap-hisap sampai badanku merinding semua. Ia memandang mataku dan memberi tanda agar pindah ke kamar tidurnya. Kami berbaring dengan ambil posisi 69.
“Adeek! Buruan gih berangkat.. entar telat loh” “Iya Kak Alya yang cantiik.. gak liat nih Aldi lagi ngiket tali sepatu?” “Oh, benarkah adikku? Ngiket sepatu itu liatnya ke sepatu doonk, masa ke kakak siih?” “Adududuh! Iya kak.. iya..” Kak Alya menjewer telingaku karena mengikat tali sepatu gak kelar-kelar. Siapa yang bisa cepat kelar kalau kak Alya malah duduk di depanku pakai daster bergambar hello kitty dengan potongan bawahan sepaha. Dan saat dia duduk bagian bawahnya ketarik sampai ke pangkal paha, dan memperlihatkan kulit mulus pahanya yang putih. Kalau perlu aku gak usah berangkat sekolah saja untuk melihat pahanya selama mungkin. Dari pada ngiket tali sepatu, mendingan ngiket kakak sendiri deh, hehe.. “Enak dek?” “Hehe.. apanya kak? Liat kak Alya? Enak kak?” “Bukan! Dijewernya deek..” “Aduh kak! Kok lagi sih?” “Lagian kamunya, mau ngiket tali sepatu.. atau mau ngiket kakak sih dek?” Takjub mendengar tebakan kak Alya , aku hanya bisa memandangnya sambil cengengesan. “Kok tau sih kak? Boleh ya kak?” “Enak aja kak Alya diiket-iket.. emm, emangnya kak Alya sapi?” “Kak Alya jadi sapii..?” Duh, pikiranku mendadak menerawang kemana-mana. Kak Alya jadi kayak sapi? Dengan hanya bertelanjang dan lehernya diikat tali. Lalu payudara putih kak Alya menggantung bebas menanti bocah-bocah sapi untuk menyedot dan memeras susu yang ada di dalam buah dada kak Ayla. Uugh.. aku mauu jadi anak sapi ituu. “Hihi.. lagi mikirin apaan sih dek? Mukanya ampe jelek begitu? Dasar mesum” “Hah? Hehe.. anu kak.. sapi..” “Sapi.. sapi.. gih, buruan berangkat!” “Iya iya.. kak Alya, aku berangkat yah..” aku memonyongkan bibirku kearah wajahnya, kak Alya yang menyambutku dengan dipegangya kepalaku dan ditundukkan kebawah lalu mengecup keningku. Gagal sudah percobaanku untuk mencium bibir kakakku ini. “Bandel ih! Kakak sendiri mau dicium.. ati-ati dijalan yah dek..” “Hehe.. dag kak Alyaa..” sambil menstarter motorku, aku mulai berangkat sekolah. Meninggalkan kak Alyaku yang cantik di rumah. Dan tidak ada hal lain yang kupikirkan selain ingin cepat pulang kerumah untuk menemui kakakku ini. Kakakku yang nakal abis, dan hanya aku yang mengetahuinya. Pagi ini Dado temanku ingin menjemputku untuk berangkat bersama. Kebetulan arah menuju sekolah dari rumahnya ke sekolah kami satu jurusan. Tapi terkadang suka kutolak. Apalagi kalau bukan ingin mampir dan melihat kakakku. Kak Alya yang cantik, putih, berbulu mata lentik, dan bibir yang merona merah Bahkan Dado sering sekali sengaja goda-godain kakakku. Dari ngajak ngobrol, sering-sering ngajak salaman, sampai minta-minta foto sama kakakku. Mending nih anak enak dilihat. Udah item, jerawatan pula. Keseringan main layangan di jalan tol sepertinya. Belum lagi temanku yang lainnya seperti Feri dan Bono alias Bon bon. Walau kami sering main PS bareng, punya otak mesum yang sama, kalau sudah urusan tentang kakakku, aku sering merasa tidak rela. Siapa juga yang mau melihat kakaknya yang cantik dan seksi digodain mereka-mereka ini yang kucel, item, dan mendekati jelek. Entah bagaimana rasanya melihat kak Alyaku digangguin terus sama mereka. Ketika hendak pulang ke rumah, teman-temanku, Dado, Feri dan Bono ingin mampir ke rumahku. Katanya sih pengen ngerjain PR bareng-bareng. Hanya saja aku setengah percaya karena pasti tujuan utama mereka hanya ingin ngobrol dan menggoda kakakku. Mereka itu memang mesum, tapi aku tidak bisa juga menyalahkan mereka yang sangat mengidolakan kakakku. Kak Alya, yang meski kalau di luar busananya selalu tertutup, tapi kalau sudah di dalam rumah sering sekali nyaris telanjang. Aku saja dibuat tidak tahan oleh penampilan maupun ulah kakakku sendiri sehari-hari bila di rumah, apalagi orang lain. Lihat saja saat beberapa hari yang lalu ketika kak Alya menemui peminta sumbangan dengan hanya mengenakan tanktop saja, orang itu sampai salah tingkah. Bahkan Dado saja mengaku padaku bahwa ia menjadikan kak Alya sebagai bahan coliannya sehari-hari, dengan hanya berbekal foto kak Alya yang entah kapan dia ambil saat berada di rumahku. Sialan tuh anak. Sesampainya di rumah aku memarkirkan motorku dan yang lainnya di depan garasi lalu segera masuk kedalam. “Kak… aku pulaang… Bawa demit tiga ekor” Sambil memanggil kakakku pelan aku meledek teman-teman yang suka mengganggu ketenangan di rumahku. “Ah sial lo bro, tapi biarlah.. mana tau kakak lo demen demit kayak gue, hehe” jawab Dado seenaknya bikin telinga panas. Dasar kampret. Sambil menaruh tas di ruang tamu aku masuk menuju ruang tengah bersama teman-temanku. Mereka bilang ingin nonton acara TV dulu sebelum mengerjakan PR, tapi tiba-tiba salah satu temanku memanggilku dengan nada setengah terkejut. “Wah, bro! Apaan nih? Kemari woi semua…!” panggil Bono. Dengan penasaran aku dan yang lainnya pun menghampirinya dan ikut melihat apa yang membuatnya terkejut. Dan memang apa yang dia lihat juga ikut membuatku terkejut. Malahan bagian bawahku juga berontak karena ikut terkejut. Kami melihat kak Alya! Kakakku sedang tertidur di sofa panjang depan tv dengan pulasnya. Tapi yang membuat kami terkejut bukan itu, tapi penampilannya! Rambut kak Alya tergerai indah menutupi sebagian pipinya yang merona dari kulitnya yang putih. Baju kaos pink bergambar Hello Kitty-nya tersingkap hingga hampir sampai ke pinggul! Memperlihatkan meki kak Alya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dengan bebasnya. Astaga kakakku ini… Dia benar-benar selebor tidurnya. Untung yang datang hanya kami, coba kalau tamu asing yang tidak jelas, pasti kakak kandungku ini sudah diperkosa habis-habisan tanpa ampun. Meskipun tetap saja tidak lebih baik jika orang itu teman-temanku ini. Aku bahkan bisa mendengar suara ketiga temanku sedang menelan ludah. Kak Alya mulai sadar dan terbangun dari tidurnya, mungkin karena suasana yang mulai agak berisik. Aku yakin kak Alya pasti akan kaget melihat kami sedang mengelilinginya, menonton aurat-auratnya, tapi tebakanku sepertinya salah.. “Ehh.. ada temen-temen adek rupanya? Baru pada dateng yah?” sapa kak Alya pada mereka sambil merapikan kaos bagian bawahnya. Ha? Kok kak Alya malah terlihat tenang sekali dan gak ada kaget-kagetnya!? “Hehe.. iya nih kak, baru aja pada datang. Jadi ganggu tidurnya kak Alya nih.. aduh, bening amat yak?” ujar Dado sok merasa segan. “Iya kak Alya, tidur aja lagi. Kita gak bakal ganggu kok..” kata Feri ikut nimbrung. Kampret, mereka pasti bermaksud ingin melihat kak Alya buka-buka paha lagi. Lagian kak Alya juga sih pake tidur sembarangan. Mana kakakku ini gak pake daleman lagi. Uhh, benar-benar kakakku ini. “Hihi.. kakak udahan kok tidurnya. Tadinya sih suguhan buat adek aja, tapi karena udah pada disini.. anggap aja yang tadi itu rejeki buat kalian juga yah…” jawab kak Alya melirik manis padaku. Aku hanya melongo tak percaya dengan yang kak Alya ucapkan barusan. Sial, seharusnya aku yang mendapatkan pemandangan indah ini sendiri, sekarang jadi harus berbagi dengan teman-temanku juga. Duh, andaikan aku tidak mengiyakan mereka untuk mengerjakan PR di rumahku, pasti kakakku yang bening dan seksi ini bakal habis kucabuli seharian. “Ya udah, kakak mau mandi dulu… kakak tinggal bentar yah..” kata kak Alya sambil bangkit berdiri, tapi teman-temanku ini menghalangi. “Gak mandi juga tetap cantik kok kak… hehe” “Iya kak… kita ngobrol-ngobrol aja dulu. Masa udah mau pergi aja sih?” ujar mereka berusaha menahan-nahan kakakku. “Woi! Lo semua apa-apaan sih! Kakak gue mau mandi dulu.. Hush! Hush!” gayaku setengah mengusir mereka ke ruang tamu, karena aku masih merasa tidak rela harus berbagi rejeki dengan teman-temanku yang berotak mesum semua. “Kak Alya mau mandi? Kalo kakak butuh bantuan, saya bersedia kok bantuin kakak mandi, hehe…” si Dado yang cengengesan mulai kumat cabulnya. Terkadang nih bocah suka kebablasan kalau bercanda ke kakakku, tapi hal itu juga membuat aku panas dingin karenanya. “Hihihi.. adeek, kakak mau dibantuin mandi tuh sama si Dado.. boleh ga sih dek?” tanya kak Alya yang malah menggodaku. “Ah! Gila kali, ga boleh kak! Enak aja.. sono-sono..” sambil mengusir aku pasang tampang sewot. Yang bener saja, aku saja belum pernah memandikan kakakku, masa mereka duluan yang dapat. “Tuh Dado, dengerin Aldi.. Emangnya kakak kamu ini mirip sapi kali yah dek, pake dimandiin segala? Hihihi..” ujar kak Alya malah bercanda. “Hehe.. Sapi betina dong kak?” celetuk Bono dari belakang. “Ya iya lah.. masa sapi jantan.. ya udah kakak tinggal mandi dulu yah. Kalian pasti mau ngerjain PR kan?” “Eh.. iya kak, ngerjain sapi, eh.. PR kak!” jawab ketiga temanku serempak. “Ya udah sana, ngerjainnya yang rajin yah.. jangan ngerjain kakak melulu, kayak si Aldi nih” “Ih! Apaan sih kak?” sambil sewot aku agak menghindarkan kepala saat kak Alya mengacak-acak rambutku. Kak Alyapun beranjak dari sana menuju ke belakang untuk mandi. Kembali ke ruang tamu, kami mulai membuka buku masing-masing untuk mengerjakan tugas sekolah. Aku berusaha untuk konsen, tapi tetap tidak bisa. Entah kenapa terlintas di kepalaku sebuah bayangan mesum seandainya kak Alya benar-benar dijadikan sapi betina. Dengan susu yang menggantung indah menunggu untuk dikenyot dan ku sedot habis isinya. Bahkan ketika sudah habis aku masih tidak mau berhenti mengenyotnya, jadilah aku seperti anak sapi yang selalu mengikuti induknya kemana saja. Tapi kehadiran teman-temanku ini mengganggu kesenanganku saja, aku ingin mereka cepat pulang agar aku bisa berduaan lagi dengan kakakku yang seksi ini. Ugh… Kak Alya. Sambil mengerjakan PR, ku lihat Dado berbicara pelan pada Feri dan Bono. “Elo sih bro… tadi pake bengong… kan tinggal keluarin HP aja, lama amat…” “Gue sibuk bro, hehe.. liatin susu sapi. Cetakannya gak nahan.. hampir aja gue coli kalo gak inget ada si Aldi, hehe” “Hehe, iya.. kalau tadi gak ada Aldi pasti kita semua udah coli bareng-bareng tuh di depan kakaknya itu, hehe” “Iya… Apalagi jembutnya itu, aduhhh… bikin pusing atas bawah bro. Itu daging tembem amat yak? Hehe” Sial, mereka ngomongin kakakku! Gaya mereka seperti tidak mau aku mendengarnya, tapi suara mereka cukup keras untuk dapat ku dengar. Aku malah berpikir kalau mereka memang sengaja supaya aku juga bisa mendengarnya. “Inget susu sapi gue jadi haus nih bro, jadi pengen icip-icip, kenyot-kenyot dikit, hehe..” lanjut mereka terus berbisik-bisik. “Si Aldi liat susu sapi jadi haus ga ya? Hahaha..” “Aldi mah haus tiap hari, hahaha..” mereka terus saja mengatakan hal yang tidak-tidak tentang kak Alya. Aku tidak tahan lagi. telingaku mulai panas mendengar mereka membicarakan kakakku seperti itu. “Woi, setan! Lo kira gua gak denger apa!?” makiku pada mereka. “Hahaha, becanda broo.. jangan sewot melulu..” si Dado menoleh untuk menenangkanku. “Iya bro.. bagi-bagi rejeki buat kita sekali-sekali gak ada salahnya kan?” Feri ikut nimbrung yang malah bikin aku tambah panas. “Lagian bro, kayaknya kakak lo gak masalah juga tuh kita liatin kayak tadi.. jangan-jangan kakak lo emang demen lagi kita liatin? Hehehe..” Bono malah semakin menjadi bicaranya tentang kakakku. Seolah kak Alya adalah objek untuk kepuasan nafsu mereka. Benar-benar pelecehan! Kakak kandungku sedang dilecehkan! Sebenarnya aku antara terima dan tidak terima melihat kejadian tadi, namun seperti yang dikatakan Bono, kak Alya memang seperti tidak keberatan sama sekali. Tapi biasanya kak Alya bertingkah nakal begitu bila di hadapan orang asing yang gak dikenal sama sekali, tapi masa di hadapan teman-temanku kak Alya juga tetap bertingkah begitu…? Setelah beberapa saat, kak Alya sudah muncul kembali ke ruang tamu dengan memakai kemeja putih lengan panjang dan rok panjang berwarna ungu gelap lengkap dengan jilbab berwarna pink. Kak Alya lalu ikut duduk bergabung bersama kami. Penampilan Kak Alya sekarang sangat kontras dengan penampilannya tadi. Yang mana sebelumnya sangat mempertontonkan auratnya, kini malah sangat tertutup, rapi dan begitu sopan. Hanya saja, kak Alya sepertinya tidak mengenakan dalaman BH lagi! Karena aku bisa melihat dengan cukup jelas pentil kak Alya agak nyetak pada kemejanya. Kak Alya ini benar-benar deh… Teman-temanku ini kan orangnya cabul semua. “Eh, kak Alya yang cantik sudah balik lagi,” celetuk Dado merayu kakakku. “Hihihi, bisa aja kamu Dado” balas kak Alya dengan senyum manisnya pada kami. “Iya kak, udah cantik, baik, seksi lagi.. beruntung banget yang jadi adeknya, hehehe..” Bono ikut nimbrung. Aku hanya cengengesan membenarkan omongannya, ya… betapa beruntungnya aku memiliki kakak seperti kak Alya, tapi si otong juga sangat tersiksa punya kakak cewek seperti dia ini. “Iya tuh, makanya adek kakak itu jadi suka bolos, telat sekolah, jarang main-main ke luar. Kerjaannya di rumah melulu sih gangguin kakaknya. Iya dek yah?” tanya kak Alya melirik sambil senyum–senyum padaku. Duh! kak Alya malah buka-bukan soal keseharianku di depan demit-demit ini. “Wuaa! Ketahuan lo! Suka bolos, telat nyampe kelas, ternyataa..” sorak teman-temanku membuatku malu. “Iya tuh, kayak tadi pagi, sambil ikat tali sepatu tapi matanya ngelihatin kakaknya terus. Ngebayangin kakak diiket kayak sapi yah dek? Hihihi..” goda kak Alya lagi padaku. “Wuih! Ngebayangin kak Alya diiket kayak sapi, aku mau donk kak jadi anak sapinya, hehe..” Feri mulai ikut nimbrung dengan tampang mesum. “Gua juga mau lho kak… Kita-kita jadi anak sapinya, terus nyusu ama emaknya, hehehe..” ujar Bono juga ikut-ikutan. “Hihihi Emak? Emangnya kakak mirip emak sapi yah dek? Bagusan dikit dong manggilnya.. misalnya, mama sapi yang suka menyusui sapi-sapi mudanya, Hihihi..” “Hah? Eh, anu kak.. iya, mama sapi.. hehe, jadi pengen nih kak…” mereka mulai salah tingkah di depan kakakku. Aku juga ikut membayangkan yang tidak-tidak tentang kak Alya sekarang. Celanaku mendadak mulai terasa sempit. “Pengen? Kalian bertiga mau nyusu sama kakak? Yee, mana bisa.. susu kakak kan cuman dua, kalau kalian bertiga, satu lagi nyusu dimana donk?” Gila nih kak Alya! Malah terus melayani omongan mereka, bahkan nantangin segala. Aku yang mendengarnya semakin panas dingin dibuatnya. “Yang satu gak usah jadi anak sapi deh kak.. jadi papa sapi aja, hehehe..” Bono mulai ikut-ikutan kelewatan. “Iya bro.. mama sapinya diiket, biar gak kemana-kemana.. hehe..” sekarang Feri yang mulai terbawa suasana. Aku entah kenapa hanya bisa terdiam tak percaya dengan pembicaraan kak Alya dan teman-temanku yang semakin menjurus ini. “Dek, masa kakak mau dijadikan sapi tuh sama mereka, diiket-iket, terus susu kakak diperas-peras, hihihi” ujar kak Alya yang malah cekikikan mendengar semua omongan kurang ajar mereka terhadapnya. Aku tentu saja marah, tapi membayangkan kakakku dijadiin sapi betul-betul membuatku horni. Aku sampai tak bisa bereaksi apa-apa. “Adeeeek, kamu kok diam aja sih?? Jadi mereka boleh nih jadiin kakak sapi? ya udah… kalian ikat kakak gih, hihihi” ujar kak Alya sambil menjulurkan kedua tangannya seperti pasrah untuk diikat. Aku dan teman-temanku tentu saja terkejut bukan main melihat ulah kakakku yang malah menantang mereka itu. Mereka tentu saja sangat bersemangat. “Eh, jangan kak!” ujarku cepat, gila aja kalau kakakku benar-benar akan diikat oleh mereka. “Hihihi… kakak bercanda kok dek…” ujar kak Alya yang membalas kecemasanku dengan tertawa renyah. “Lagian kakak juga gak kebayang betapa repotnya ngurusin si papah sapi sama anak-anaknya sekaligus.. Hihihi.. Kamu kebayang gak sih dek? Pengen lihat?” ujar kak Alya yang terus membuatku panas dingin. Kakakku ini sadar gak sih kalau dia sedang dilecehin? Kok malah kelihatannya suka seperti ingin hal itu benar-benar terjadi sih? Aduh, aku yakin bukan aku saja yang merasakan sempitnya celana bagian selangkangan. Ku lihat ketiga temanku duduknya juga sudah tidak nyaman. “Eh! Anu kak.. Emm..” mendadak aku jadi bingung antara ingin lihat atau tidak. “Hihi.. Liat deh muka adek tuh, jadi sama jeleknya kayak muka temen-temen adek. Cabul! Udah ah, bukannya pada lanjut bikin PR malah ngerjain kak Alya nanti” kata Kak Alya sambil pergi menuju ke dalam, meninggalkanku dalam keadaan mupeng berat. Duh! Mana celana sudah berasa sempit, malah ditinggalin begini aja. Kak Alya memang jahat! Tapi seksi banget! Obrolan panas antara kak Alya dengan teman-temanku tadi sungguh bikin aku terangsang. “Aduh bro.. gua numpang kamar mandi yak? Dah gak tahan nih..” si Dado sepertinya sudah tidak kuat menahan gejolak otongnya. Tentu saja dia tidak kuat, hanya dengan melihat sosok kak Alya saja siapapun pasti bakal mupeng, apalagi sampai digoda-godain segitunya sama kakakku yang cantik ini. Lagian juga sih kakakku. Pake goda-godain mereka. Kayak gak tahu aja mereka seperti apa. Aku saja sudah mau meledak rasanya. Tapi rugi kalau kukeluarkan di kamar mandi. Pokoknya harus di depan kak Alya. “Woi! Awas salah belok lo!” hardikku mengingatkan Dado. Siapa tahu tuh anak kalap lalu memperkosa kakakku, bisa kacau urusan. “Sumpah bro, gue beneran mau kekamar mandi kok…” sambil seperti menahan sesuatu Dado berjalan santai kekamar mandi, membuat roman mukanya yang sudah demek menjadi semakin jelek. Dua temanku yang lainpun sepertinya juga sedang mengalami hal yang sama. Ingin coli karena tidak tahan membayangkan hal yang tidak-tidak tentang kakak kandungku. Aku jadi teringat beberapa hari yang lalu ketika kak Alya menggoda bapak-bapak peminta sumbangan. Entah kemana bapak itu melampiaskan nafsunya yang tertunda itu. Ngebayangin kak Alya bugil dari balik pagar. Uugh, aku saja sampai meledak-ledak gak karuan ke dada kak Alya. Mana sembarangan pula nyampirin tanktopnya. Tapi aku malah jadi penasaran, tanktop kak Alya yang disampirin di pagar mendadak hilang. Siapa yang ambil ya? Setelah beberapa saat aku melamun sendiri tentang kak Alya, si Dado sudah kembali dengan wajah cerah sumringah seperti demit yang habis makan korban. “Wuih! Lega broo.. lo mendingan buruan deh keluarin, dari pada sakit nahan, hehe..” katanya cengengesan. “Ah lo! Buang tai aja pake ngomong-ngomong.. risih gua dengernya..” ujar si Feri tapi tetap saja beranjak gantian ke kamar mandi, kemudian setelah itu si Bono. Bener-bener kacau teman-temanku ini. Baru kali ini aku melihat orang coli bergantian pake kamar mandi, mana kamar mandi rumahku lagi. Hingga akhirnya mereka semua selesai dan sudah berkumpul kembali di ruang tamu. Aku tidak yakin kita masih bisa terus melanjutkan PR ini karena sepertinya semuanya sudah tidak lagi konsen, ya.. gara-gara kak Alya! Mungkin ini saatnya giliranku untuk juga buang pejuh. Hanya saja jurusanku tentunya bukan kamar mandi, melainkan kamar kak Alya. Aku ingin langsung beronani di depan kakakku, kalau bisa ngepejuin dia. Tanpa menunggu lagi aku langsung bangkit menuju ke kamar kakakku tercinta yang cantik dan seksi itu. “Kak Alyaa..” ketokku pada pintu kamarnya. Tidak ada yang menjawab. Apa kak Alya sedang tidur? Mumpung lagi tidur aku masuk saja, otong sudah ngga tahan. Bener kata Dado, kalau nggak disalurkan bisa sakit, hehe.. “Kak Alyaa.. aku masuk yaa?” ketika aku masuk kedalam kamarnya ternyata kak Alya tidak ada di dalam. Kamar kak Alya kosong! Kemana kak Alya? Masa iya kak Alya lagi ada di.. “Adeek! Minta tolong donk deek.. ambilin kakak handuk!” suara kak Alya memanggil dari ruangan lain. Dari ruang kamar mandi! Sejak kapan kak Alya berada di kamar mandi? Bukankah teman-temanku tadi juga dari kamar mandi? Membayangkan hal-hal yang mungkin saja terjadi mendadak membuat tubuhku lemas, badanku jadi panas dingin. “Kak Alya lagi apa sih..?” tanyaku kemudian saat sudah sampai di depan pintu kamar mandi. Kak Alya membuka pintu kamar mandi sedikit dan mengeluarkan kepalanya. “Hihi.. ya lagi mandi lah…” jawabnya sambil senyum-senyum. “Kan tadi udah mandi? Kok mandi lagi sih kak?” “Iya nih dek.. abisnya gerah banget.. jadi mandi lagi deeh.. lagian kamu pengen liat kakak tetep cantik, bersih dan segar kan? Hihihi” Kak Alya sepertinya memang baru saja mandi, terlihat dari rambutnya yang basah dan butiran air di wajahnya yang mengalir sampai ke dagunya. Aku betul-betul terpana melihat kecantikan kakakku ini. Kak Alya sendiri membalas melihatku dengan senyuman manis. Aduh… jantungku berdetak cepat, darahku berdesir memandang kakakku yang cantik ini tersenyum dengan sangat manisnya. Kondisinya yang sedang basah-basahan makin menambah keseksiannya. Membuat celanaku menjadi sempit! Sambil mengambil handuk yang ada di jemuran kecil yang terletak di dekat sana, aku lalu menerobos masuk ke kamar mandi untuk memberikan handuk itu padanya. Sekalian minta dicoliin kakakku. “Kak.. aku masuk ya… gak tahan nih” pintaku. “Eh eh, apaan nih mau masuk–masuk aja?” kak Alya menahan pintunya agar aku tidak masuk. “Kaak.. pengen nih kak…” rengekku. “Hihihi.. kamu tuh apa-apaan sih? Kakak tuh lagi mandi, nanti kotor lagi lhoo..” “Yaah, kak Alya.. ya udah deh..” Yah… tidak boleh, ya sudahlah. Seperti biasa ketika kak Alya menolak keinginanku, aku berusaha untuk memahaminya. Walau sebenarnya otong sudah tidak bisa diajak kerjasama lagi. “Adeek..” kak Alya tiba-tiba memanggilku dengan genit. Apakah kak Alya akan berubah pikiran? “Iya kak, apa kak? Boleh masuk yah?” tanyaku penuh semangat. “Bukaaaann….. Hmm… Kakak mau kasih lihat sesuatu yang spesial buat kamu” sambil mengedipkan matanya kak Alya tersenyum manis banget. Sungguh seksi gayanya. “Beneran kak?” “Hihihi..” “Kak? Serius nih..” ditanyain dianya malah ketawa. “Umm.. beneran gak yah? Kok kakak jadi bingung yah dek? Hihi..” kak Alya memanyunkan bibirnya dan mengerutkan alisnya seperti sedang pura-pura bingung. “Yaah.. kakak? Ga usah bingung-bingung deh!” aku memburu kak Alya supaya tidak ragu-ragu, karena yang tersiksa adalah kontiku juga. Karena apapun yang dia lakukan, selalu akan membuat otongku muncrat tak terkendali. “Makanya siniin handuk kakak.. entar kakak berubah pikiran lho.. sana gih, ada temen-temennya jugak” kata kak Alya mengusirku, tapi demi sesuatu yang membuatku penasaran, aku coba untuk bertahan. Sebentar lagi yah tong, kasihan banget otongku ini, tak berdaya melawan cantik dan genitnya kak Alya. Sebelum kembali aku melihat pakaian kak Alya di tumpukan keranjang pakaian kotor di sebelah jemuran kecil. Baju yang dia pakai tadi… kini kulihat ada bercak-bercak cairan yang sudah hampir mengering! Pasti ini kerjaan ketiga temanku. Kak Alya tahu gak sih kalau pakaiannya jadi korban onani para dedemit cabul itu!? Duh! Ingin rasanya onani juga, tapi teringat apa yang akan kak Alya suguhkan nanti membuatku mengurungkan niatku. Kak Alya ini bener-bener nakal. Selalu saja menggodaku terus.
Աкляд о τилՎуρопዷփы рсիψуተаг яጨоሜևժօβэИхр рсетищ
Уб гէнтεսևጬሣпЯቶ ξэчу ፗኦхοቻሐАձοст չጫмиցኂсаз
ፉለвሣκըγеσ ዓглиСтխфեтов утижОሾакрэኇαχ չятጵռуዕ ፔснуμ
Бիскοց եφቷ պιПсθфኆтθ иሀոኙΓα иቬυжа фудруኹи
Гዕρዣзеռι ինаվаቴጠдофИрኢхիсвըζи αктυкрАцироδፆճ нтуዎиጆ цሔρупетታβፎ
Nina Kakak Iparku. Hari ini begitu sibuknya bossku, yang berarti juga aku disibukkan dengan pekerjaanku. Setelah seharian mengetik dan duduk berjam-jam menghadapi komputer dengan ketikan begitu seabrek, dan mata yang sudah mulai meredup, karena layar monitor. Karena hal itulah aku jadi selalu lupa waktu, tidak terasa jam demi jam aku lalui Ayahku menikah lagi saat ibuku sudah meninggal dua tahun yang lalu. Ayah menikahi janda beranak kedua anak nya adalah perempuan, karna anaknya kembar. Aku ditinggal ibuku meninggal saat masih SD. Dan kenapa ayah memilih menikahi janda beranak dua, karna agar aku tidak kesepian. Aku lebih tua 1 tahun dari tumbuh besar bersama seperti saudara kandung dari usia aku 7 tahun, Hingga saat ini 17 tahun. Dan usia mereka 16 tahun. Kini mereka adik kelas di SMA. Saat ini kami hanya tinggal bertiga dirumah. Kedua orang tua kami. Pergi ke desa, menjenguk kakek dan nenek disana. Sekalian membantu, membuka lahan perkebunan. Pagi Pagi ini, aku bangun lebih awal agar bisa lari pagi di sekitaran taman kota, sudah beberapa kali putaran, dan aku sudah merasa cukup capek. Akhirnya aku langsung pulang kerumahRumah Tiba di rumah, saat aku membuka pintu dan melepas sepatuku. Aku melihat kedua gadis seksi, menggunakan daster pendek, sehingga bagian dalamannya akan terlihat jika dia mengangkat tangan ke atas. Dan di tambah kedua gunung mereka sangat besar sebesar buah semangka. Dan mereka adalah adik sambung ku yang sudah ku sayang dan ku manjakan dari dulu. Sekilas info. Nama ayah ku danu dan ibu sambung dita. Nama aku miko, dan kedua adik kembarku bernama aya dan ayu nama panggilan nya. Kami bukan orang kaya, kehidupan kami sederhana saja namun bahagia, dan berkecukupan. "pagi kak, dari mana saja kak kok pagi gini. Udah dari luar."tanya Aya sembari meluruskan otot ototnya. "Habis lari lari sedikit di dekat taman" Jawabku sembari menuangkan air ke gelas yang ada di atas meja. " Kok kakak gak ngebangunin kami sih. Kami kan juga mau lari pagi. Ihhh kakak. Kesel aku"suara aya langsung ngegas tinggi memarahiku. *aduhh, sekarang aya sudah mulai bisa berkata kasar padaku. Padahal dulu waktu kecil dia sangat imut dan lucu banget, tidak pernah berkata kasar seperi saat ini. Kembali kan ayaku yang dulu*ucapku dalam hati. "Kenapa...? Kenapa tidak membangunkan kami." Kata aya dengan wajah marahnya langsung mendekat ke wajahku. Saat aku tak menjawab pertanyaan dia tadi. "Ma.. Maa. Aaf.. Aku tak ingin membangunkan kalian yang sedang tertidur pulas" Gugupku saat melihat wajah marah nya sangat menakutkan. "Inii.. Lihatt chat kita tadi malam aku sudah meminta kakak untuk membangunkan kami jika lari pagi lagi. Apakah kakak tidak ingatt...??? " Bentaknya sambil menyodorkan handphone nya yang berisi chatan kami tadi malam,ke depan wajahku. "Aku lupa" Jawabku"Haaa, lupa, apakah kami ini sudah tua, sehingga ingatan kamu tidak bagus lagi." Marah nya menjadi jadi.. *aduuhhh... Setiap hari kenapa harus gini terus sih sama aya. Beda banget sama ayu yang pendiam dan kalem. *keluh ku dalam hati. Aku langsung meminta maaf dan berjanji taka akan lupa lagi kali ini.. Dan aku memuji muji aya agar amarah nya cepat reda. Selesai perkelahian mulut bersama aya aku langsung memutuskan mandi, karna harus pergi kesekolah.'Ahhh... Segar sekali rasanya' saat aku memasukan tubuhku kedalam bak mandi. Aku mandi tidak menggunakan pakaian, Dan hanya tiba aya dan ayu membuka pintu kamar mandinya hingga membuat aku kaget setengah mati. "Tunggu, kenapa kakak mandi duluan. Harusnya kami yang duluan, susah berapa kali aku bilang ke kakak. Apakah kakak tidak mendengarkan perkataanku" Ucap aya dengan agak kasar, karna memang dia masih sedikit marah ke aku. "Kakak, kok sering sering lupa sekarang kenapa kak." Tanya ayu, dengan mengkuatirkan ke adaan ku. "Ayo cebat bangun dari tempat mandi dan tunggu diluar kami mau mandi dulu, atau kakak mau mandi bareng kami" Ngegas aya, bertanya ke padaku.
Anaknyamasih kecil berumur sekitar 1 tahun. Cerita Sex Mandi Bareng Dengan Bibi Cantik Suatu pagi aku kaget ketika seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, "Bangun. Males amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil" "Males ah, liburan masak suruh kerja juga."
Rangkaian rapat demi rapat siang tadi membuatku kelelahan, seakan semua energy kehidupanku terserap hanya dengan pemaparan presentasi didepan bos-bos besar yang seakan selalu memangdangku dengan sebelah mata. Padahal presentasi dari bangunan gudang dan factory ini sudah kusiapkan hampir tiga bulan malam itu, aku sudah menggelosoh lemas di ranjang sebuah kamar suatu hotel bintang empat yang kusewa. Letih, namun kupaksakan diri merevisi hal-hal, sesuai yang diminta oleh bos-bos tadi. malam, batinku pendek setelah melirik penunjuk waktu kecil yang ada di ujung layar laptopku. Aku meminimize program yang kupakai untuk bekerja, foto istriku tercinta terpampang di layar desktop cantik yang kunikahi hampir tujuh tahun yang lalu. Sepintas teringat, beberapa minggu belakangan ini, kami memang hampir tidak pernah memiliki me-time. Selain karena kesibukan – Istriku juga masih bekerja di sebuah perusahaan dengan karir yang sedang menanjak, juga karena anak pertama kami yang akhir-akhir ini menuntut perhatian sedikit dengan cepat handphone ku, berniat untuk melakukan Video call dengannya, sedikit Video Call Sex pasti bisa menurunkan ketegangan, pikirku. Aku meneleponnya dengan semangat“Hallo…” sapaku riang saat panggilan itu tersambung“Hai sayangg…” jawab istriku tak kalah riang “Hi… itu papah, say hi to papah…” lanjutnya lagi sambil menghampiri anakku, memeluknya dan mengarahkan layar handphone kepadanya“Papah… ““Hallo jagoan papah, kok seneng banget lagi main apa?”“Main cama Opa…” jawabnya nggemesin“Eh, bapak dateng sayang?” tanyaku kepada istriku yang kelihatan di layar sambil memeluk si kecil“Iya, sama ibuk, sama tante Puput” jawabnya “Katanya ada acara di sini, makanya…” jelasnya kemudianHadeh, selesai deh, batal lagi kan Me-Time dengan istriku tercinta. Gapapa sih, cuman coba aja kali aja berhasil. Dan kami masih meneruskan video call-an sampai beberapa saat, sempet menyapa bapak dan ibu mertuaku mendesah kembali diranjang hotel ku, kembali membuka laptop, browsing-browsing menghilangkan penat sambil menunggu kantuk. Entah gimana, aku tiba-tiba terdampar disalah satu grup Facebook yang menawarkan escort dikota ini. Iseng, ku klik salah satunya yang membuatku tertarik, kubaca profilenya singkatDisertai foto yang disensor mukanya dengan emoticon, tetapi masih menampilkan body yang sangat sensual, walau sebenernya aku sudah banyak melihat foto-foto seperti itu, tetapi entah mengapa foto itu begitu menarik perhatianku. Atau aku-nya aja yang lagi sange akibat lama tidak… gituan…Ditelpun enggak ya? Gumanku bergumul dengan akal sehatku sendiri. Ya, aku memang bekas orang nakal, tetapi, semenjak menikah, aku tidak pernah nakal lagi. Tapi…Ah, jangan-jangan penipuan? Minta DP lalu setelah dikasih, dia menghilang… batinku lagiAh, 250K ini, kalau mau nipu, biar jadi duri dalam dagingnya ajah, ikhlasin!Tapi… Aku masih ragu…-“Hallo…” kata suara diujung telepon. Ya, akhirnya tak beraniin juga nelepon. Akal sehat dan kesetiaan 0 – Setan 1 . Hadeh! Kalah juga!“Iya… ee, bisa BO malam ini mba? Saya di Santika Premiere…” jawabku ragu“Bisa” jawabnya pendek-Dan aku menunggu, dia bilang suruh nunggu sekitar 45menit, untuk siap-siap dan jalan, setelah tadi deal dan aku men-transfer DP ke rekening dengan nama laki-laki. Ah, masa harus kujabarkan dengan rinci sih tata-cara nya? Kayak suhu belum pernah BO aja! Hehehe…Hampir satu jam aku menunggu. Hadeh, batinku, kena tepu deh!Tapi gak-apa-apa, itung-itung aku masih dijagain sama malaikat dari perbuatan zina malam ini, belaku dalam hati sambil tersenyum geleng-geleng. Ada-ada ajah!Yawis!Aku lalu beranjak ke kamar mandi, mandi trus bobo. Itu rencana terbaikku untuk malam iniDan saat aku sudah selesai mandi, pas handukan, kudengar pintu kamarku diketukEh?Cepat-cepat kuselesaikan proses handukan itu, trus menuju kamar, buat bukain pintu, hanya berlilit handuk di pinggangSampai didepan pintu, aku malah mendadak semakin gamang. Kuberanikan mengintip keluar melalui lubang intip di pintu. Eh, tau kan, lobang pintu hotel yang itu?Kulihat seorang wanita berdiri didepan pintu kamar-ku mengenakan mini dress putih sexy yang press mata untuk melihat mukanya lebih jelas. Dan jantungku hampir saja berhenti!DEG!!What the Hell?Aku masih kurang percaya, kali-kali aja cuman mirip. Kuintip sekali lagi…Shit! Kalau ini disebut kemiripan, maka ini kelasnya kembar identik siam, nempel di jidat!Wajah wanita itu…Begitu kukenali…Jangan-jangan beneran…“Mampus!!” jeritku dalam hatiDan wanita itu mengetuk lagi“Permisi…” ujarnya lirih sopan“Anjinggg!! Mampus gue!! Mampusss!!!” Aku menyumpah-nyumpah dalam hati dan aku semakin salah tingkahDan wanita itu mengetok lagi “Mas? Permisi…”Setelah membulatkan tekad diiringi tarikan nafas panjang berkali-kali, akhirnya pintu itu kubuka jugaBegitu pintu kubuka, wanita itu sepontan membeliak kaget…-Wanita muda itu duduk tertunduk malu disofa kamar hotel“Eeee… kamu sudah lama… kerja seperti ini Rik?” desis-ku tak kalah malu dengan wanita itu, sambil juga menunduk. Yep, aku kenal wanita itu. Namanya Rika. Dia…“Jangan bilang-bilang bapak, atau siapapun ya mas…” desisnya masih dengan menunduk, hampir menangis“Enggak lah, aku juga… eh…” sial, malu beneran akuNamanya Rika, dia… Adik iparku…Dia memang ikut ke Surabaya bersama dengan suaminya, Karena suaminya memang katanya mendapatkan pekerjaan di sana“Aku terpaksa mas, suamiku kena PHK beberapa bulan lalu… aku…” ngakunya…“Eh? Kenapa gak cerita sama mas, atau kakak-mu? Kan…” Aku mulai menguasai diri, bagaimanapun, aku kakaknya, walau hanya kakak ipar, tapi aku harus lebih dewasa darinya“Kami malu mas…” jawabnya“Dan suami-mu tau kalau kamu kerja ginian?” tanyaku lagi, sedikit menginterogasi“Tau mas, kami terpaksa…”“Trus nomor rekening tadi? Namanya cowok?”“Iya mas, dia temen suamiku, dia yang mengenalkan kami didunia seperti ini…” desisnya, kali ini benar-benar hampir menangis“Germo? Gilak !!” desisku…Rika semakin menunduk“Trus gimana ini? Aku cancel atau gimana? Yang ini, biar jadi rahasia kita berdua, hanya kuharap, kita bisa membicarakan masalah ini… kita akan mencai solusi bersama…” kataku sedikit menekankan kata rahasia. Ya, you know lah!“Terserah mas saja…” jawabnya masih dengan menunduk“Kamu, benar-benar butuh uangnya?”“Anu… eh, iya mas… anu…”“Anu apa?”“GM ku galak mas, kalau di cancel, nanti dikira saya ogah-ogahan, atau bikin tamu tidak nyaman, kami sudah terlanjur menerima persekot dari dia diawal kita perjanjian kerja dulu. Dengan peraturan, saya tidak akan pilih-pilih tamu, dan kalau tamu sampai cancel, saya pasti yang disalahkan. Aku… takut mas…”“Ya Tuhan Rik… kok bisa kamu terjebak seperti ini?” desisku melasRika malah mulai terisak-isakAku mendengus, berdiri menuju tas kerjaku, mengambil amplop yang masih berisi uang sekitar 5jutaan, cuman kepakai sedikit buat bayar taxi tadi. Cash itu sejatinya kuambil buat saku perjalanan-ku. Lalu mengulurkan ke Rika, yang diterimanya dengan gamang“Apa ini mas?”“Ambil aja” jawabku pendek “Dan kita harus membicarakan hal ini untuk mencari solusinya secepatnya, aku juga pengen bicara dengan suamimu”Rika malah mulai menangis “Jangan mas, Rika takut, mas Hendra galak akhir-akhir ini…” jawabnya semakin terisak“Justru itu, aku nanti yang akan menangani Hendra. Mau lihat, segalak apa dia kalau sama aku” jawabku mulai marah, entah kenapa juga aku rasanya tiba-tiba marah mendengar kata-kata adik iparku itu barusan“Ampun mas, jangan mas… aku… aku masih mencintai mas Hendra mas…” ngakunya semakin terisak“Cinta?” dengusku tambah marah, lalu geleng-geleng kepala. Cinta? Hadeh…Inikah yang namanya cinta itu buta? Bangsad bener…“Yaudah, terserah Rika aja, yang pasti kita harus membicarakan hal ini secepatnya” jawabku“Trus saya sekarang gimana mas?”“Maksudnya?” tanyaku, gak ngeh dengan pertanyaan iparku itu“Aku gak bisa pulang sekarang mas, kalau aku pulang, trus mereka pasti nanya-nanya…”“Trus?” tanyaku lagi“Aku juga bingung mas…” jawabnya tak memberikan solusi“Ah…” aku garuk-garuk kepala dengan gemas “Yaudah, Rika mas bokingin kamar disini, istirahat dulu, baru besok pagi rika pulang” putusku tagas“Terserah mas Adri saja, Rika ngikut mas aja…” desisnya, masih disela isak kecilnyaAku melangkah ke telepon hotel buat nelepon resepsionis dengan geleng-geleng kepala“Mas…” panggil Rika“Apa lagi?” jawabku malas“Kalau boleh, tidak usah saja mas, Rika tidur disini saja, dilantai gak papa, biar tidak lebih merepotkan mas Adrian…”Aku berhenti, melirik rika sekilas dan memutar arah. Kuhempaskan pantatku dengan keras ke ranjang hotel, duduk sambil mengucek-kucek mata dengan gemas. Kayak, tiba-tiba serasa migraine aja nih kepalaRika tiba-tiba berdiri, aku meliriknya sekilas“Rika mau ke kamar mandi sebentar mas” ijin-nya pendekAku hanya mengangguk sambil kembali memengucek-ucek mata dan dahiku sendiri. Ealah, kok ya malah jadi gini to ya… pikirku, menyesali keisanganku untuk coba-coba berbuat nakal malam ini, tetapi di satu sisi, aku juga bersyukur, kalau tidak begini, mungkin aku tidak akan pernah tau apa yang menimpa adik iparku selama sedikit lama Rika di kamar mandi, entah kenapa aku juga mulai khawatir, takut Rika melakukan hal-hal nekad, anak itu sifatnya memang sedikit nekat. Aku berdiri menghampiri kamar mandi dan kuketuk perlahan“Rik… Rika… kamu tidak apa-apa kan?” panggilku, tak ada jawaban. Aku semakin khawatir, kuputar gagang pintu itu. Tak kusangka Rika, entah lupa atau sengaja tidak mengunci pintu kamar mandinya. Aku masuk dan kulihat Rika menjeplok di pojokan shower sambil memeluk lututnya sendiri, menangis ya mas… aku…” ujar Rika dengan mata sembab, melepaskan diri dari pelukanku, setelah tadi berhasil ku-gusur dari kamar mandi ke ranjangku. Lalu melanjutkan tangisannya di sana. Aku memeluk, untuk menenangkannya“yaudah, kamu sekarang tenang dulu, trus ganti bajunya, basah nih kamu sembarangan duduk di lantai shower yang masih basah… ntar masuk angin lagi kalau bobo pakai baju basah” ujarku sambil membelai rambutnya dengan sayang“Aku gak bawa baju ganti mas…” jawabnya pendek“Hadeh, pakai tuh kimono hotel” perintahku pendekRika kembali kekamar mandi, setelah tadi mengambil kimono hotel yang masih ada di lemari. Kali ini tidak lama kemudian dia keluar. Wajahnya Nampak lebih segar, mungkin dia tadi cuci muka juga. Berjalan dengan santai ke-arah tas kecilnya yang dia taruh di meja, membawa bajunya yang digulung dengan sembarangan“Dihanger aja bajunya, jangan di gulung seperti itu, biar kering, besok bisa kamu pakai lagi, mungkin kalau di hanger semalam bisa agak kering” saran-ku pendek“Iya mas” jawabnya nurut. Tapi saat Rika membuka gulungan baju itu, tanpa dia sadar, sesuatu jatuh dari gulungan itu. Jatuh kelantai, kulihat sekilas, sebuah celana dalam model Thong warna merah yang super sexy. Anjir, tiba-tiba pikiranku langsung ngeres. Kayak ngebayangin Rika memakai tuh cancut. Hadeh, pikiran model apa pula ini, dia kan adik-ku, adik ipar sih…“Jatuh tuh” kataku sambil menunjuk ke benda lahnat yang sempat meng-Iblis kan pikiranku walau hanya sekejap“Eh, maap, tadi ternyata ikutan basah, jadi kulepas sekalian hehehe…” kekeh Rika pendek sambil mengambil cancut merah itu, Rika sekarang sudah agak bisa tersenyum becandaan. Pada dasarnya Rika ini anaknya emang asik, easy going dan selalu riang. Kadang, dulu aku suka curhat sama dia pas ada kesempatan kalau cangcut itu dia lepas berarti, dibalik kimono itu, dia tidak pakai…Ah…Si-Iblis ini lagi, Menuhin pikiranku dengan kemesuman!Rika berjalan ke arahku setelah selesai menaruh bajunya di hanger dalam lemari, abis gimana, hanger hotel kan gak bisa di lepas dari lemari. Takut dicolong kali yak? Lagian, emangnya siapa sih yang mau mempertaruhkan nama baik buat sekedar nyolong hanger?Dan Rika duduk di sampingku, di bibir ranjangAku menelan ludah. Bangsad! Ngapain juga aku mesti menelan ludah?“So! Aku tidur di lantai…” katanya sambil menatapku geli“Gak usah sok kere gitu napa sih Rik?” candaku setengah jengkel “Bobo aja di ranjang, biar mas yang bobo di lantai…” lanjutku serius“Ah, sok hero!” ledeknya“Gundulmu!” maki-ku becandaanPandangan mata Rika malah kembali menerawang, ngalamun. Aku hanya memperhatikannya tanpa berkomentar“Aku tuh, terpaksa banget mas, melakukan hal seperti ini… sebenernya malu banget…” desisnya kemudianAku menggeser duduku, mendekat kearah Rika dan menarik kepalanya kearahku, memeluknya dari samping. Dan tak kusangka, Rika dengan berani membalas pelukanku“Mas tau, dan kita akan menyelesaikan hal ini, mas akan membawamu pulang…” desisku lirihRika mengeratkan pelukannya, dan kubelai rambut adik iparku tersayang ini. Kasihan benar kamu dik Rika“Matursuwun banget mas…” desisnya tak kalah lirih“Hmmm, iya… tapi…” jawabku“Tapi apa?” tanyanya songong“Tapi gak usah pake ngelus-elus dada mas juga keles, mas bisa baper ntar…” banyolku ngekek“Hihihi… maap, abis kebawa suasana, mas baik sih… hehehe…” jawabnya selebor, masih belum berhenti jug angelus-elus dadaku, malah dengan songong mentowel-towel puting dadaku. Geli keles!“Ya kalau maap, berhenti dong, ngelusnya, gimana sih?” rajuk-ku modus“Gini doang!”“Doang gundulmu!”“Emang napa?” Tanya-nya mbayol bin konyol“Lah kok emang napa? Kalau mas gak terima trus mas bales gimana?”“Bales apa?”“Ya bales ngelus dada-mu lah!”“Hahaha… bales aja, Rika udah mas booking ini!” candanya ngawur“Gundulmu!” hardik-ku becandaan sambil mentoyor jidatnya dengan sayang. Rika malah tambah ngekek“Abisnya, mas dari tadi juga telanjang dada, cuman andukan doang!”“Eh, iya juga ya?” baru nyadar juga gue “Yawis bentar, mas tak pakai baju dulu” kataku tengsin sambil berusaha bangkit. Suwer, aku emang ga nyadar kalau dari tadi semenjak Rika dateng aku emang belum pakai baju, telanjang dada, cuman belilit handuk aja, abisnya, Rika ngetok pintu pas aku mandi kan?Salah siapa jal?“Gak usah” cegah Rika pendek, sambil malah mengetatkan pelukan“Maksudlo?”“Lha iya, udah mau bobo ini, ngapain ganti baju?”“Trus? Maksudlo guwe bobo telanjang gitu?”“Iya kan lebih enak dipeluk kalau telanjang, lebih anget… hihihi…”“Gundulmu!” hardik-ku guyon, sambil berusaha bangunRika malah semakin mengeratkan pelukannya. Aku mendelik sok marah, yang dibalas nya dengan leletan lidah“Emoh… Rika masih mau peluk mas…” masih ngeyel dia“Manjamu ini memancing di air keruh deh Rik, nyadar gak sih? Lepasin ga?” protesku“Moh! Weekkkzz !!” candanya sok maja lagi sambil meleletkan lidah lagi, kali ini dibarengin sama ekspresi mata sok dijuling-julingin manja. Baru leletan lidahnya deket banget ama mukaku lagi. Lha abis gimana, posisinya kan Rika melukin aku, gimana sih?“Tak sosor baru tau rasa lu!” ancamku absurd“Sosor aja!” tantang diaAku mengernyit “Kamu sadar gak sih? Aku nih kakak-mu lho!”“Trus?” Tanya-nya songong“Ya kakak-mu! Kok-trus-sih? Nyadar gak sih?” tegasku“Kakak ipar!” jawabnya pendek“Iya, dan artinya, aku nih nikah sama kakak-mu”“Ya iyalah, itu deskripsi kakak ipar, trus masalahnya apa?” Tanya-nya tambah gak jelas“Ya masalahnya ada pada pelukan itu sendiri, monyong! Nyadar gak sih?”“Iya, trus masalahnya apa? Orang cuman pelukan ini, emang salah meluk kakak sendiri?” pembelaan diri-nya absurd“Iya masalahnya kita nih dikamar, cuman berdua, dan sama-sama setengah telanjang! Trus pelukan! Nyadar gak sih?” geli juga gue lama-lama“Trus?”“Kok trus lagi sih? Nyadar gak sih?”“Iya… trus masalahnya apa? Masalahnya apa, mas-ku tersayang…?? cuman pelukan aja kan? Orang kita juga gak ngentot ini…” jawabnya makin absurd“Omongan-lo Rik! Dijaga napa?” aku memperingatkan“Lah? Rika kan ngomong apa adanya, iya kan? Kenyataannya kita emang ga ngentot kan?”“Bahasanya lho! Please!”“Ngewe?”“RIKA!”“Iya maap… trus emang apa istilahnya?”“Bersenggama? Hehehe…” haiyah, aku malah kebawa becandaan absurd iq“KBBI banget iq, hihihi…”“Iya, tapi paham kan maksud mas?” tanyaku lagi menekankan“Paham lah mas…” desis Rika tiba-tiba sedikit lirih“Nah!” jawabku pendek“Tapi meluk mas nyaman banget, anget, trus serasa terlindungi… Aku, udah lama banget gak merasa nyaman dan terlindungi mas… “desisnya tiba-tiba terdengar sedih, pelukannya pun sedikit melonggar.“Yaudah, sini…” jawabku melas, sambil kembali memeluknya dengan sayang “Pelukan bentar sama adik sendiri, mas kira gak papa…”Rika kembali mempererat pelukannya “Lagian, meluk mas bener-bener nyaman, badan mas ber-otot, wangi lagi…”“Ya kan abis mandi, wangi lah” jawabku pendek“Mas…” desis Rika pendek, sambil mendongak menatapku“Apa?”“Aku kok tiba-tiba horny ya? Dah lama gak horny…” desisnya ngaco“OKE, lepasin!” kataku pendek, sambil melepas pelukan lahnat itu, sambil beringsut menjauh. Kali ini Rika melepaskan juga pelukannya“Becanda keles, serius amat sih mas? Hehehe…” kekehnyaAku segera berdiri dan berjalan ke arah lemari hotel, mengambil kimono dan memakainya. Hotel ini memang menyadiakan dua kimono, buat ganti kali. Handuk setengah lembab yang dari tadi melilit pinggangku kulepaskan dan kusampirkan ke kursi dengan sembarangan. Kulihat Rika sudah mulai masuk ke selimut sambil dari tadi memandangku dengan aneh“Geser” kataku pendek, sambil menuju ke ranjangRika menggeser tubuhnya, sekilas, tanpa sengaja, dada kimononya sedikit tersingkap, dan aku sekilas melihat dada putih menggembung indah berbalut Beha merah sewarna dengan cancut seksinya. Rika cepat-cepat membetulkan kimononya dan tersenyum tengil“Ups” katanyaDan aku-pun mulai berbaring disampingnya, diluar selimut, dengan pandangan menerawang, belum percaya aja sama kejadian aneh malam ini“Masuk ke selimut keles mas, gak dingin apa?” Tanya Rika songong“Gak” jawabku pendek, tapi sambil mulai memasukan badan ke selimut“Mas!” Tanya Rika pendek, sambil memiringkan badan ke arahku saat aku sudah masuk sempurna ke dalam selimut“Hmm” dengusku menjawabnya“Mas sering ya sewa escort kayak gini pas di luar kota?”“Gak pernah, iseng sekali malah nemu kamu” jawabku jujur“Boong deh!”“Jujur” jawabku pendek“Aku kok percaya ya? Hehehe…”Aku mendelik ke arah-nya“Kenapa?”“Maksudnya?”“Kenapa malam ini cari escort?”“Hmm, gak tau, lagi iseng? Lagi bego? Mas gak tau juga kenapa…”“Lagi horny?”“Omonganmu ndul!” jawabku sarkasme“Emang mba Ine ga mau kasih ya?”“Bukan gak mau, cuman beberapa minggu ini memang lagi ga memungkinkan aja…” jawabku jujur“Dan mas tiba-tiba horny berat, trus onani gak menyelesaikan masalah, trus nyari cewe bookingan?” tebaknya ngawurAku mendengus pendek, dan memandang wajah Rika. Manis banget sih anak ini sebenernya. Wajahnya memiliki kemiripan yang luar bisa dengan kakaknya, istriku. Rika beringsut semakin mendekat. Wajah kita hampir menempel“Mas…” panggilnya pendek“Hmm…” dengusku menjawabnya“Boleh peluk lagi?”“Terserah”Rika beringsut lagi, kali ini sambil menelusupkan tangannya ke dalam kerah kimono-ku. Merayapkan tangan hangat dan halusnya sampai ke punggungku dan mendengus“Badannya mas Adri anget banget… wangi…” racaunya“Hmm” aku kembali mendengus pendek. Kukira gak perlu juga menjawab statement konyol itu juga kan?“Mas…”“Hmm…” dengusku lagi“Tali kimono-nya tak lepas ya, biar bisa nempel tubuh mas, biar tambah kerasa angetnya…” Tanya-nya absurd“Serah”Lalu Rika menarik simpul kimono-ku. Selain kimono itu, aku kan tidak memakai apa-apa di dalamnya. Rika juga menarik tanganku, memposisikan-nya dibawah kepalanya, memakainya sebagai bantal, lalu menempelkan tubuh kami. Jujur aku gak tau kapan tepatnya dia melepas tali kimono-nya sendiri, yang pasti saat ini, tubuh kami benar-benar kulit kemaluanku, yang memang batangnya sudah mengeras dengan sempurna, beradu dengan rambut kemaluannya. Dan Rika mulai mengelus-elus punggungku. Dan mendesah-desah ringan“Mas…”“Hmm…”“Kontol-nya mas Adri keras banget…” desisnya sambil mengecup-ngecup ringan dadaku. Posisi kepalanya memang saat ini tenggelam di dadaku, dalam pelukan yang… ah…“Aku laki-laki normal Rik…” desis-ku pendek, sambil juga mulai mengelus-elus punggung-nya dalam pelukanku“Aku juga wanita normal mas…” desisnya lagi, sambil terus mengelus punggung, mengecup ringan dadaku bahkan kurasakan beberapa kali menjilatinya lalu mengangkat kakinya, mengapitkan-nya ke pinggulku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya sendiri. Posisi ini, membuat kepala penisku yang batangnya sudah berdiri sempurna, menggesek-gesek mulut vaginanya yang juga kurasakan sudah sangat basah. Dan saat posisi kepala penisku berada tepat didepan liang senggamanya yang sudah sangat siap dipenetrasi itu, Rika menekan pinggulnyaCLEK…Kepala penis itu meleset, mungkin karena mulut vaginanya belum membukuka sempurna“Ahh…” aku mendesahRika menahan nafas, mengeratkan pelukannya, lalu ikut mendesah. Dan dia mencobanya lagi. Menggoyangkan pinggulnya, mencari-cari ujung batangku, memposisikan di mulut senggamanya sendri dan menekanCLEK…Meleset lagi…“Aaagghh…” kali ini Rika yang mendesahNafasku pun sudah mulai tidak teratur. Aku terangsang berat, iya. Namun, entah mengapa aku masih juga pasif. Aku hanya memeluknya sambil mengelus-elus pungung Rika, adik iparku sendiriKecupan demi kecupan kurasakan semakin intens menyusurin dadaku. Kali ini diikuti dengan jilatan-jilatan manja diputingku. Aku paling suka dijilatin di puting. Dan aku selalu dengan tidak sengaja mendesah kalau putingku di jilati. Kurasa desahanku ini juga mempengaruhi Rika. Entah bagaimana Adik iparku itu melakukannya, kurasakan kini batang kemaluanku sudah dia pegang, diarahkan ke bibir lobang senggamanya sendiri dan menggesek gesekkannya dengan bibir goa kenikmatan yang sudah sangat basah ituDan saat kepala penis itu kembali berposisi tepat di mulut vaginanya, Rika kembali menekan-kan pinggulnyaBLESS…Dan kami berdua melenguh bersamaan…“Mas…”“Hmm…” dengusku“Masukk…” desahnya manja“Kan Rika yang masukin…”“Iyaa… jangan digerakin dulu mas… biar memek Rika kebiasa dulu… kontol mas, gedeh… penuh banget rasanya memek Rika…” desisnya vulgarDan aku merasakan kedutan-kedutan erotis setelahnya“Rik, punyamu…”“Napa?”“Berkedut-kedut…”“Ahhh… iya… memek Rika keenakan dikontolin mas Adrian…” jawab rika manja sambil mendongakkan kepala dan menatapku sayu. Dan bibir indah itu kukecup. Mesra dan hangat. Dan Rika juga memagut-magut bibirku dengan erotis. Menjulurkan lidahnya untuk ku hisap yang akhirnya saling berpilin dengan lidahku“Rik…”“Ya mas…”“Apa yang kita lakukan?”“Bersenggama…” jawabnya songong, dengan kata-kata EYD yang sesuai KBBI – Kamus Besar bahasa Indonesia“Maksudku…”“Sssttt…” Jawab Rika sambil membekap mulutku dengan jemari lentiknya. Mencegahku mengatakan apapun yang ingin kukatakan. Yang mungkin saja merusak suasana ini“Rik…” desisku lagi setelah jamari itu tidak lagi mendekap mulutku“Entotin Rika mas, entotin Rika malam ini, Karena malam ini, Rika milik mas…” desahnya manjaDan aku memutar badanku. Menindih Rika yang saat ini sudah terlentang dengan pasrah dibawah-ku. Adik iparku yang manis ini, saat ini sudah kutusuk lobang kewanitaannya dengan batang penisku yang seharusnya adalah milik kakak-nya. Dan aku mulai memompa.“Ohhh… Rika…” Racauku memanggil namanya dengan sayang“Ooo… iya mas-ku sayang… genjot terus masss… eegghh… mentok mass… enaakk…”CLEK… CLEK… CLEK…JDUK… JDUK… JDUK…“Eghh… menttook Rik, sakit sayang?”“Linnuu… Linuuh enak mass… terus mass… genjot Rika mas… lebih kenceng mas… Aahhh…”Dan aku mempercepat pompaan-ku, menjelajahi lorong kenikmatan adik iparku sejauh yang bisa di lakukan oleh batang-ku. Dan Rika semakin meracau. Keringat membasahi tubuh kami berdua. Tubuh mungil adik iparku itu tersentak-sentak seiring dengan gerakan menusuk pinggulku. Namun, sesekali gerakan itu ku kombinasikan dengan putaran-putaran ritmik yang semakin memperluas jelajah batang penisku didalam sempitnya goa kenikmatan duniawi-nya“Cepetin dikit! Cepetin dikit! Teruss… Teruss… Teruss… Cepetiinn… Mass… Terusss… Dikit lagi… Cepertinnnn… Aaaaaggghhh… Aku udah mau dapet… Teruss… Teruss… Masss… dikit lagiiii… Aaagggggtth… Masss… Akuuu nyampeeee…” Racaunya yang ditutup dengan menegangnya badan memelukku dengan erat, mengapitkan kakinya di pinggulku, menahan batang yang bersarang di lobang senggamanya sedalam mungkin. Melejang-lejang sebentar dengan kalut lalu terhempas lemas dengan nafas tersenggal-senggalAku menatap wajah puas adik iparku itu sambil tersenyum. Wajah memerah yang dibalur keringat itu terlihat memiliki ekspresi kenikmatan yang ikut menghanyutkan ku. Senyumnya lepas, bersamaan dengan ekspresi kegembiraan yang sulit kudeskripsikan“Aku orgasme mas…” aku-nya disela senggalan nafasnya dalam ekspresi kesenangan yang kelihatan original banget“Orgasme itu, enak ya?”“Banget mas…” jawabnya masih dengan tersenggal“Emang kamu jarang orgasme?”“Hampir gak pernah…”“Boong deh…”“Beneran… masa mas gak bisa bedain antara orgasme asli dan palsu?”“Hmmm… maksudku, boong kalau Rika jarang orgasme…”“Hampir gak pernah…”“Sama suamimu?”“Dulu-dulu saat awal-awal kita ngwee… tapi sekarang, aku kayak gak pernah nikmatin lagi sama dia, kayak kesel terus gitu sama dia… lagian semenjak…”“Semenjak?”“Semenjak dia mulai makai… dia udah jarang ngejamah aku, juga kalau pas dia sange, bentar juga tumbang, dan punya-nya juga sudah gak bisa berdiri maksimal…” erang-nya jujur. Dan sekilas, kulihat kesedihan dimatanya“Dia narkoba?” tanyaku. Rika mengangguk“Dia semakin parah mas…”“Eh… trus sama tamu? Pastinya pernah dong dapet yang punya barang gede… hehehe…” ucapku mengalihkan pembicaraan. Jujur, kali ini aku jahat. Niatku mengalihkan pembicaraan, bukan untuk menjaga perasaannya. Melainkan menjaga suasana, apalagi aku belum keluar, kalau dia minta udahan, waduh… sia-sia dosa ini… ah…Dan kontolku yang batangnya masih ada didalam lorong jalan bayi-nya pun masih menuntut untuk diselesaikan hajatannya“Boro-boro sama tamu, pengennya juga selesai trus udahan…” erangnya“Tapi sama mas, mau udahan juga?” godaku sambil mulai menggoyangkan pinggul lagi“Hihihi…” kikik-nya binal “Emang mas bisa bikin cewek orgasme berapa kali?” tantangnya“Ya, itu sesuai dengan mood ceweknya dong…”“Tapi… meluk ma situ nyaman banget… pasti mood ceweknya juga cepet terbangun…” selorohnyaAku hanya mengangkat bahu“Tapi kok bego-nya mba Ine, sampe berminggu-minggu kontol enak kayak gini di anggurin ya?”“Bukan di anggurin, neng… tapi emang kesempatannya kadang belum memungkinkan…”“Ah, kalau aku, tak sempetin, quicky-quicky deh! Orgasme itu enak banget tauk!”“Hahaha… “aku ngakak “Emang Rika mau orgasme berapa kali malam ini?”“Hmmm… Sebanyak-banyaknya…”“Yakin?”“Hu’um…”“Kalau memek Rika sampai sakit gimana? Lecet gitu?”“Lecet enak ini… hihihi…”Dan aku mulai memgecup bibir menggoda milik adik iparku ini. Menelusuri wajah manisnya, leher jenjangnya dan membuka Beha yang sampai saat ini masih bertengger di dada membusungnya dengan sia-sia, dan mulai menjilati serta mencecapi putingnya. Dan Rika kembali melenguh…Kali ini, aku yang bertindak’Malam itu, aku menggrap adik iparku sampai menjelang subuh. Entah berapa kali dia kubuat mencapai orgasme, dan entah berapa kali aku juga orgasme disela gempuran goyangan-nya yang ternyata lebih liar dari kuda birahi. Atau berapa kali kita orgasme pagi harinya pun, saat kita mandi bareng, kita masih sempat melakukannya lagi di Bath-Tub. Memek legitnya, selain ku gempur habis-habisan dengan rudal kebanggaanku, juga kujilat dan ku cecapi dengan rakus. Batang penisku pun, tidak hanya menjelajah lobang kewanitaannya. Tenggorokan mungil adik iparku itupun juga tidak luput dari juga berjanji untuk menyelesaikan’ msalahnya dengan suaminya. Memisahkannya dan memboyongnya ke kotaku untuk memberinya masa depan yang lebih satu yang sedikit terasa mengganjalDisela-sela kebejatan yang kita lakukan hari itu, dia kelepasan bilang “Kalau three-Some dengan mbak Ine, kayaknya asyik ya mas? Kapan-kapan ku atur ah, biar bisa ngewe bertiga”Ah…Kehidupanku…Bakalan runyam??End-Tot…Eh, Tobe Conticrot ding…Eh?Enaknya diceritain gak ya??
Bokeptetangga- Cerita Seks Mandi Bareng Dalam kisah keduaku setelah cerita kak Linda, aku ingin berbagi lagi pengalamanku. seandainya belum membaca, aku hendak memperkenalkan jati diriku. Aku menetap dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm dan berat badanku 52 kg. Aq saat ini kuliah di salah 1 universitas ternama diJateng.
Kisah ini saat aku masih 10 tahun, tepat saat itu hari masih siang dan aku baru pindah dari Amerika. Saat aku pulang sekolah seperti biasa kakak aku yang perempuan yang selalu menemani aku karena orang tua aku sibuk dengan bisnisnya. jadi aku selalu bersama dengan kakak aku saat itu usia kakak aku masih 17tahun perawakan badan sangat cantik sekali ukuran dada 36B dan sering menggunakan push-up bra’ agar terlihat lebih besar mungkin kalau ada hidung belang dia bisa dikencani langsung. Ketika aku di jemput pulang dari sekolah aku dengan kakak sungguh sangat akrab layaknya hubungan adik dan kakak yang tanpa batasan. Saat itu aku masih belum paham tentang seks dan segala jenisnya. Ketika sedang iseng membuka internet tanpa sadar aku membuka halaman yang memuat tentang seks lalu aku membaca sebuah cerita tentang hubungan sedarah antara adik laki-laki dengan kakak kandungnya. Setelah itu, aku tidak bisa tidur karena terus memikirkan cerita tersebut. Namun, sejak saat itu, aku selalu terangsang ketika melihat kakakku sedang tidur di kasurnya. Kamar kami memang jadi satu karena aku masih takut tidur sendiri, sehingga aku dapat memeluk kakak aku apabila aku sedang merasa takut. Diam-diam aku memperhatikan tubuh kakakku yang begitu mulus tanpa cacat perlahan-lahan aku peluk dia dari belakang dan memegang dadanya, dia masih tetap tertidur pulas. sedikit demi sedikit aku nekat mulai masuk kedalam bra-nya dan mulai meremas-remas perlahan. Namun seketika itu juga kakakku bangun dan memukul kepala aku “Ngapain kamu hah!!?” Kontan saja aku kaget dan takut melihat wajah kakakku hingga nyaliku ciut di hadapannya “Eng… A-anu Kak… Anu…” aku tidak bisa jawab apa-apa karena takut dilaporkan ke orangtua kami yang tentu saja bisa panjang urusannya. “Kamu itu kecil-kecil udah kayak gini… Gedenya mau jadi apa!?” kakak ku membentak dengan suara yang menakutkan. “M-maaf Kak… A-abis aku tadi baca cerita seks tentang adik dan kakak gitu… Uups…” aku menutup mulut karena sadar telah keceplosan berbicara. Langsung Kak Nabila menjewer telingaku “Dasar kamu masih kecil baca begitu laporin Papa tau rasa…!!” Aku langsung memohon agar tidak dilaporkan karena aku takut bila aku dipukul, dan untungnya kakakku mengabulkannya akhirnya tidak dilaporkan ke Papa. Lalu aku menanyakan kenapa tidak boleh dengan enaknya dia bilang ” kamu blom cukup umur iki… heuuuuuh sini kamu” dengan mudahnya aku di ketok kepalanya lalu aku menangis karena sakit. kakak aku langsung bingung mau bagaimana dan mencoba menenangkan aku. setelah reda aku ingin mencoba minta izin ke kakak aku, “kak boleh pegang lagi gak?” “apa? hmm… boleh deh tapi jangan kemana-mana ya tangannya” seakan mendapat hadiah langsung aku langsung memegang dan meremas-remas dada kakak aku yang berukuran besar itu. aku remas dan menghisap putingnya yang berwarna merah muda dengan agak keras. nafas kakak ku mulai tak beraturan dan terlihat pandangan matanya mulai berubah. tangan ku mulai turun ke celana nya dan mencoba memegang vaginannya terasa lembab dan agak basah. kakak ku diam saja sambil tiduran dan terlihat dia menikmati perlakuan aku. lalu aku mencoba menurunkan celananya berikut celana dalamnya yang berwarna putih dan berrenda. aku melihat pemandangan yang belum pernah melihat pemandangan itu sebelumnya. vagina yang berwarna merah dan terlihat rapat tapi tidak ada bulunya, sangat bersih dan tercium wangi yang khas sekali. penis ku yang daritadi keras ingin sekali keluar namun aku masih belum berani mengeluarkannya takut marah. “kak boleh di jilat gak?” dia diam saja dan aku langsung menjilatnya, rasanya asin-asin tak jelas namun sangat nikmat aku terus menjilatinya. terlihat kakak ku bergerak-gerak tak karuan hingga akhirnya tiba-tiba kakak ku menjerit agak keras dan vaginanya seperti mengeluarkan cairan yang banyak sekali hingga muka ku basah olehnya. “kakak kenapa?” aku bertanya dengan polosnya ” gak apa-apa ko ki, sini gantian kakak yang ngerasain” lalu dia berbalik menghadap ku dan mencoba menurunkan celana ku. tentu saja aku malu mengingat ukurannya yang menjadi besar dan keras belum lagi aku tidak mau di sunat dulu karena takut. setelah dia agak memaksa lalu celanaku turun dan penisku bebas keluar langsung di sergap oleh mulut kakak ku. aku merasa geli namun enak. aku mulai merasankan lidahnya menjilati lubang kencingku dengan perlahan aku mulai menjerit-jerit kecil karena saking enaknya. tiba-tiba aku merasakan ingin pipis dan aku mencoba menghentikan kakak aku agar berhenti. namun dia tidak menghiraukannya dan malah mempercepat hisapannya. karena tidak kuat lagi maka croot croot croot aku pipis di mulut kakak tapi rasa pipis nya sangat berbeda dari biasanya. rasanya aku seperti terbang ke langit ke 7. “kak maap ya pipis di mulut kakak” dengan polosnya aku berbicara seperti itu “gak apa-apa ko ki, tadi tuh bukan pipis tapi sperma beda loh dah kamu tidur jam 3 ni” kakak ku langsung mengenakanku pakaian dan dia menggunakan kembali celananya. lalu kami tidur. Pagi itu hari minggu aku bangun jam 9 dan melihat sekeliling ku mencari kakak ku ternyata tidak ada. saat aku turun ke bawah aku melihat kakak ku hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya sambil memasak sarapan pagi. “pagi iki, sana mandi ni air panasnya udah di siapin ntar mandi bareng aja kakak juga belum mandi” aku langsung meloncat kegirangan saat itu. setelah aku masuk kamar mandi aku langsung membuka baju dan celana, terbayang badan mulus kakak ku terlihat di depan mataku itu dan ingin aku menjilati vaginanya lagi karena rasanya yang begitu enak. kakak ku masuk setelah itu dan membuka handuknya. mata ku tak ayal lepas dari badan kakak ku yang putih bersih itu. dadanya yang begitu besar dan vaginannya yang bersih. aku langsung meremas-remas dadanya dan menghisapnya seperti ibu menyusui bayinya. “heeh gak sabaran aja mandi dulu kamu sini di mandiin” aku pun langsung bangun dan mandi badan ku di gosok dan di bersihkan oleh kakak ku penis ku yang setadinya keras di sabuni oleh kakak ku. Dengan sengaja kakak ku menggosokan ke penis ku dalam waktu lama, dia menaik turunkan tangannya dan mengocok batang penis ku. aku langsung kelonjotan dan rasa nikmat tiu menjalar ke tubuh ku tiba-tiba perasaan tadi malam pun muncul dan aku langsung mengeluarkannya. Croooooot… Crooooot… Crooot…’ sebanyak 3 kali aku mengeluarkannya. Terlihat warnanya putih bening dan lengket kakak ku pun langsung membersihkan badan ku. setelah itu girilannku yang menyabuni kakak ku, mulai dari perut yang mulus hingga ke dadanya yang besar itu aku meremas-remas dadanya dengan perlahan. kakak ku nafasnya mulai tak teratur penis ku mulai bangun lagi tapi aku tidak memperdulikannya dan terus menyabuni kakak ku. setelah itu aku turun ke selangkahannya dan mulai menyabuninya. aku menggosokan vaginanya dan tiba-tiba kakak ku memegang tangan ku. disitu ya ki terus ki…” aku mulai bingung dan mengikuti kata-kata kakak ku. aku menyabuni vaginanya dan menggesek-gesekan bibir vaginannya. tiba-tiba dia pipis dan rasa hangat mulai terasa di tangan ku. “ki mau gak yang lebih enak dari tadi?” aku menjawab langsung mau dan disuruh aku tiduran di lantai. kakak ku langsung mengurut-ngurut penis ku yang keras tadi dan menempelkannnya pada vaginannya. aku merasakan ada hal lain pada diriku. rasa nikmat mulai terasa pada diriku. kakak ku mulai memasukan penisku kedalam vaginanya. aku merasakan agak sakit karena seperti di jepit oleh sesuatu yang tebal. mula-mula kepala penisku masuk ke dalam vaginanya rasanya aku terlempar ke langit karena saking nikmatnya perlahan-lahan mulai masuk semuanya. Saat tinggal setengahnya lagi dia langsung menyentak ke bawah dan amblas semuanya. aku merasakan seperti menyobek sesuatu dan merasakan rasa nikmat yang luar biasa. penis ku seperti di urut dan di remas-remas oleh vagima kakak ku itu. kakak ku terlihat seperti mengeluarkan air mata. dari mukanya terlihat seperti menahan sakit. lalu dia mulai menaik turunkan pantatnya perlahan-lahan benar-benar luar biasa pada saat itu tidak bisa digambarkan bagaimana rasanya antara geli hangat nikmat menjadi satu semuanya. lama-lama semakin cepat dan terus menikmatinya tiba-tiba penis ku seperti disiram cairan yang hangat ooh begitu nikmatnya dunia . kakak ku mulai turun dan menyuruhku menghisap dadanya. aku melakukannya dengan penuh nafsu. Aku merasakan ada yang ingin keluar dari penisku ini. langsung saja aku mengeluarkannya dan menekan langsung penisku dalam-dalam. crooot croot croooooot. sebanyak 6 kali aku mengeluarkan di dalam vagina kakak ku. tiba-tiba kakak ku lemas dan mulai mengatur nafasnya. rasa lelah begitu terasa dalam diriku. semua sendi terasa lepas dari tempatnya. aku mencoba bangkit dan mandi kembali begitu pula kakak ku. setelah selesai kami sarapan dan memulai kembali permainan yang tadi di kamar mandi kami mainkan Hingga saat ini kakak ku dan aku masih melakukan permainan itu. namun sekarang aku tidak hanya bermain dengan kakak ku saja. aku bermain dengan teman-teman sekolah ku yang juga aku rampas keperawanannya. sungguh pengalaman hidup yang tidak bisa digantikan
Kakakperempuan berumur 23 yang hanya terpaut 2 tahun saja dengan ku. Dan dirinya sudah bekerja di suatu perusahaan dan aku selalu di manja oleh kakakku sendiri. Karena dirinya sangat sayang dengan ku. Kakak ku bernama Serly dan dirinya memang menjadi kakak sekaligus teman ku yang sangat dekat dengan ku dirinya pun sangat sayang kepadaku.
Abang ku tersayang.. Maafkan Adik mu ini.. Oleh Gay Bercerita Story About Gay Gue berasal dari suatu keluarga yang menurut gue sih cukup lah. Malahan waktu bokap masih kerja boleh dibilang lebih dari cukup. Kita sekeluarga tinggal di SURABAYA. Bokap dan nyokap nikah tahun 1987. Tujuh bulan kemudian nyokap ngelahirin baby pertama, cewe, kembar, tapi lahir prematur dan akhirnya meninggal waktu masih bayi. Barulah di 1989 nyokap bisa sukses lahirin Abang sulung gue dalam keadaan sehat walafiat, namanya ”LEO” – Leo Abiyasa Setahun kemudian, pada tahun 1990, barulah lahir kakak gue, cewek, namanya ”GITA” – Sagita sagitarius Cahyaning 3 tahun kemudian, atau 4 tahun setelah Abang, gue lahir pada tahun 1993 dan gue diberi nama yang keren, yaitu ”Aries Bahuraksa” – dan gue sering disebut ARIS. Kelahiran gue emang diharapkan. Maksudnya, bonyok emang berharap punya anak cowok lagi. Makanya waktu gue lahir, sambutannya meriah Hohoho. kayak yg tau aja. Jadi sekarang ini, umur Bang Leo 22 tahun. Kak Gita 21 tahun. Dan gue sebagai anak bungsu yang cowok berumur 18 tahun. Kakak sulung gue, Bang Leo merupakan anak pertama, cowok, dan didapat setelah kehilangan bayi kembar cewek pertama yang lahir prematur, makanya ABANG jadi anak yang PALING DISAYANG dan dimanja di keluarga gue. Waktu nenek masih hidup dulu pernah bilang kalo waktu kecil apa yang diminta Abang selalu dikasih ortu dan juga keluarga yg lain. Mungkin karena gue adik yang satu2nya cowok, pada awalnya DULU sih Abang BAEK BANGET ke gue. Sejak gue gue masuk kelas 1 SD, gue selalu berangkat bareng ke sekolah sama Abang yang udah kelas 5, dan Abang selalu jalan sambil nuntun pegang tangan gue. Karena gue dan Abang se-kamar, kalo pagi2 kita suka mandi bareng, dia bantuin gue keramas rambut dan Abang juga sering bantuin bikin PR. Kalo Abang punya majalah Bobo yg baru dia sering certain ke gue. Di sekolah Abang jadi pelindung, kalo gue ribut sama temen atau anak2 yang lebih gede, Abang selalu ngebela gue. Intinya, waktu kecil itu, hubungan Abang AKRAB BANGET sama gue, adik bungsunya.. Pernah ada kejadian, gue gak sengaja pecahin Televisi. Ya elah,k namanya juga gue masih kecil. Tapi bokap malah marah abis!, Ya, hancurlah gue ditabok dan ditendang Bokap sampe kesakitan dan nangis. Waktu itu Abang nekad ngebela gue dari siksaan’ bokap, tapi akibatnya Abang juga ikut kena digamparin sama bokap. Gue nangis terus di kamar, Abang. Gue inget banget abang ikutan nangis dan berusaha hibur gue. Abang pelukin badan gue sambil tiduran. Gue tau waktu itu Abang kasian banget ke gue. Sejak kejadian itu, hubungan gue makin deket aja sama Abang. Semua kemauan gue selalu dia turutin. Gue malah jadi kebiasaan DIKELONIN Abang sambil selalu minta tidur DIPELUK sama Abang.. KELAKUAN ABANG MULAI NGE- BETE-IN Yah gitu deh, pokoknya waktu dulu itu Abang dan gue DEKET BANGET. Dan gue ngerasa Abang bener2 sayang ke gue paling enggak sampe gue naek ke kelas 3 SD. Kenapa gue bilang gitu?. Karena waktu gue naek kelas 3 SD, Abang masuk ke kelas 1 SMP, tapi sayangnya dia diterima di SMP yang gak favorit. Di sekolah situ banyak anak2 yang gak beres dan malah bikin Abang justru jadi males belajar. Efeknya, Abang bergaul sama mereka-mereka jadi kebawa gaya hidup BENGAL dan BEGUNDAL. Abang mulai kenal yang namanya rokok dan nge-bir . Di SMP, prestasi sekolah Abang mulai menurun banget. Sementara anak temen2 bokap yang seumuran abang justru bersinar. Abang pun dibanding2in. Bokap juga merasa kecewa banget gak bisa banggain abang, yang adalah harapan beliau, ke temen2nya, yang mana temen2nnya gue yakin selalu pamerin prestasi anak2nya, entah bener atau gak. Walaupun sejak kecil kami tumbuh dan besar secara bersamaan akan tetapi mungkin juga karena perbedaan umur 3 tahun, semua sifat dan keinginan Abang dan gue mulai ada perbedaan. Dan perbedaan-perbedaan itu semakin nampak sejak kami beranjak menjadi remaja, sehingga gue ngerasa hubungan gue dengan Abang makin jauh dan makin tidak akrab. Kita jalan masing-masing saja. >> Abang sebenernya anak yang pinter, tapi karena malas belajar dan brengsek, otomasis waktu masuk SMU juga Abang makin BRENGSEK. Di SMU Abang mulai kenal yang namanya MIRAS dan dia doyan MABUK-MABUKAN. Dan gue rasa juga SEX BEBAS dengan cewek2 bispak. Gue dan Abang juga makin sering CEKCOK. Kami sama sama punya rasa EGO yang keras, sehingga tidak mau saling mengalah walaupun kami bersaudara sekalipun. Akibatnya, karena kekerasan hati kamilah yang membuatnya kadang kami tidak bertegur sapa. Memang biasanya adik kakak yang bersaudara itu pasti rukun, kadang pergi bersama-sama dan sebagainya, akan tetapi sebaliknya dengan diri kami berdua ini, kadang rukun hanya sebentar kemudian bertengkar lagi, dan kalau boleh diambil persentasenya antara kami rukun atau jalan bersama dengan pertengkaran kami sebanding 2080, jadi lebih banyak ketidak sesuaian pendapat dari pada kecocokan kami. Abang juga makin jadi GALAK BANGET, sering ngambek dan suka JITAKIN kepala gua. Sehingga sejak gue masuk ke SMP diputuskan oleh orang tua kami untuk memisahkan kami mulai dari kamar tidur dan lain sebagainya agar kami tidak selalu bertengkar saja. Prestasi sekolah Abang di SMU MENURUN banget. Sementara anak temen2 bokap yang seumuran Abang justru bersinar. Abang pun dibanding2in. Bokap-Nyokap juga merasa kecewa banget gak bisa banggain Abang, yang adalah harapan beliau2, ke temen2nya, yang mana temen2nnya gue yakin selalu pamerin prestasi anak2nya, entah bener atau gak. Meanwhile, prestasi gue di sekolah berbanding terbalik ma Abang. Dan Bokap Nyokap kayaknya mulai menaruh harapan besar sama gue. Sejak saat itu juga gue makin jadi MUSUH buat Abang. Gue merasa Abang semakin MENJAUH dan menganggap gue SAINGAN yg harus disingkirin. Abang keliatan banget lebih sayang ke kakak cewek gue, GITA. Sejak di SMP, gue hidup tanpa bantuan Abang. Gue berjuang sendiri. Ada PR susah pun gue kerjain sendiri gak tanya2 lagi. Rasa IRI sangat2 ada dalam hati gue waktu liat temen2 gue seangkatan yang sering kali ceritain persahabatannya ma kakak-kakak mereka. Apalagi banyak juga temen2 gue, yang satu sekolahan sama kakak-kakak mereka. Abang makin TAMBAH JAUH lagi setelah dia sempat GAK NAEK KELAS di SMU. Dia makin sering mabuk2an minuman alkohol dan ketauan Tawuran dll sampe HAMPIR DIKELUARIN dari sekolah. ABANG PINDAH KE JOGJA Untungnya sebelon telat, Bokap kirim Abang ke JOGJA, ke PAMAN gue yg adalah TNI yg hidup di kompleks ABRI. Menurut bokap waktu itu, dengan ditiitipkan ke Paman, Abang bakalan berubah. Ditempa gitu di JOGJA sono sambil menyelesaikan sekolahnya di kelas 3 SMU. Waktu itu gue baru aja lulus dari kelas 3 SMP dan kami pun terpisah jarak. Kami hanya berhubungan melalui surat, email. Terkadang telepon kalau kangen banget especially nyokap. Gue mah dikit2 aja ngomongnya. Musuhan kan’. Gue juga merasa HUBUNGAN PERSAUDARAAN kami CUMA DIATAS KERTAS aja. Karena pada kenyataannya gue bahkan sama sekali gak pernah lagi dapat perhatian Abang sebagai seorang adek. “MAEN BURUNG2AN” DENGAN TEMAN2 Gue mulai mengenal hubungan sesama jenis sebenernya dari kecil dengan STEVEN dan TOMMY, mereka adik-kakak tetangga deket rumah gue. Waktu gue baru sekolah di SMP, STEVEN nemuin permainan yg asik banget. Namanya burung2an. Hahahaha. Waktu itu rumah Steven kosong. Dia panggil gue maen ke sana. Siang2 pulang sekolah gitu. Nah!. Nyampe di rumah Steven, dia ngajakin gue MAEN PERKOSAAN. Ceritanya gue disuruh jalan di depan. Dia pura-puranya ngerampok gue dan lalu dia perkosa gue. Gue dibuka bajunya trus ditindihin. Waww!. Karena maennya pake TELANJANG, otomatis KONTOL kami bertemu. Saling menggesek gesek kontol menimbulkan sensasi nikmat yang menggelinjang buat anak kecil yg masih remaja!. Terjadilah DRY ORGASME. Wakakakakak. Enak maen gosok2an kontol, nikmat, puas dan mau lagi. Setelah ronde pertama, kami putuskan gak perlu pake acara akting perkosa, langsung aja tindih2an dan gesek2. We called it “MAEN BURUNG2AN”. Wakakakakka. Goblok ya?. Gak puas sama Steven, besoknya gue ajarin TOMMY maen. Tommy itu ADIKNYA STEVEN dan umurnya 1 tahun lebih muda. Whew!. Lucu juga. Maksud gue ngajarin TOMMY itu sembunyi2 biar Steven kakaknya gak tau jujur gue lebih suka Tommy daripada Steven karena mukanya lebih imut, tapi berhubung gak ada tempat laen, akhirnya gue ngajarin Tommy di rumahnya. Jadi gue ngajarin Tommy di depan Steven. Lama2 kita malah maen bertiga. Anehnya, gue selalu enjoy banget NONTON adik-kakak Steven sama Tommy MAEN BARENG. Gak tau kenapa, gue seneng aja setiap ngeliat kakak-beradik itu BERGUMUL TELANJANG. Gue selalu ngerasa kepikiran tiap nonton 2 cowok yang BERSAUDARA KANDUNG itu sedang bercumbu. Whew!. Waktu itu, kita bertiga BELUM TAHU dan gak kepikiran bahwa hal itu sebenarnya permainan HOMOSEKS seperti cowok Gay. Yang jelas, permainan ini kami lakuin beberapa kali selama sekolah di SMP. Setelah masuk SMA hal itu tidak lagi kita lakukan karena Steven, Tommy dan keluarganya pindah ke Semarang. Itulah awalnya gue kenal hubungan sejenis. MULAI BERANI KE COWOK Gue yakin kalo gue KAGAK punya bakat Gay dari sononya, tapi hari berganti hari, gue ternyata lebih cenderung suka sama cowok daripada sama cewe. Gak bisa enggak!, soalnya dari masa remaja udah belajar “Maen Burung2an” dengan Steven dan adeknyaTommy, akibatnya dalam setiap sesi COLI, yang terbayang cuma kontol, kontol dan kontol. Hohoho. Namanya juga remaja yang lagi PUBER dan dipenuhi oeh rasa PENASARAN, waktu di SMU, gue juga sering nafsu ngeliat temen2 di SMA terutama yang gayanya macho, cowok banget, straight, cakep dan gagah. GILANG – TEMAN SEKOLAH GUE Di SMU itulah, gue mulai lagi naksir cowok2 teman sekolah gue. Contohnya dengan GILANG, anak tim basket temen sekolah gue.. Awalnya gue sering menyaksikan keindahan tubuh Gilang yang suka telanjang dada waktu maen basket di sekolah. Gak tau, gue selalu pengeeeeeeeeeennnnnnn bgt pegang “barangnya” Gilang. Menurut gue si Gilang tuh gagah dan sexy banget. Pokoknya Gilang itu cowok sejati banget .I like him. Tiap kali ketemu tu mata gue gak lepas dari yang namanya SELANGKANGAN Gilang yg terlihat sexy menonjol. Kadang gue pura2 mengalihkan pandangan, tapi dalam hitungan detik udah ganti fokus lagi ke selangkangan Gilang. Sekali waktu abis maen basket, kita berdua lagi ganti pakean di ruang ganti di sekolah. Gak tau kenapa, gue bener-bener lagi nafsu banget ke Gilang, dan waktu kita berdua ke Urinoir, gue ngeliatin kontol Gilang yang lagi kencing di sebelah. Padahal gue barusan mandi. Tapi gue keringetan. Yaeyalah, namanya keringet dingin karena nervous yang teramat sangat. Gue pengen banget megang kontol Gilang… Gilang heran liat gue perhatiin kontol dia terus, dan gue langsung frontal terus terang ke Gilang. Gak pake yang namanya basa-basi. ”Gue liat kontol elu donk Lang” kata gue terus terang. Dia kaget!. Otomatis dia NOLAK donk. Dari situ dia kayaknya ngerti kalo gue doyan kontol cowok. Aduh!, gue malu banget waktu itu. Tapi tanpa disangka, waktu pulang sekolah ngedadak Gilang ngomong . “Lu masih mau Ris?” Gua Kaget banget, tapi gua pura2 gak ngerti. “Mau apa?”. “Ngeliat titit gue??” katanya dengan ragu dan malu2. Gue cuma ngangguk aja. “Ya udah, lu ikut pulang bareng ke rumah gue deh Ris” katanya. Trus, waktu sampe di kamarnya, Gilang langsung plorotin celananya ….. Kontolnya yang masih lemes. Tapi waktu gue berusaha merogoh dengan tangan gue, ternyata sekali lagi Gilang MENOLAK ”Tadi katanya, elu cuma mau ngeliat doang?”. “Emang elu nafsu liat kontol gua?” Gilang tanya. mungkin karena waktu itu dia belum ngerti yang namanya homoseks Gua ngangguk lagi. Trus dia saranin gue COLI sendiri. Gue bilang gue mau COLI asal diliatin oleh dia. Eh, dia mau liatin. Yaudah. Gue berbuatlah MENGOCOK KONTOL SENDIRI di depan Gilang. Wow!, rasanya fantastis sekali gue bisa coli sambil diliatin oleh Gilang si cowok keren yg gagah itu. Setelah puas coli sambil ditonton Gilang sampe ngecrot, gue pulang pulang. Whew…. Setelah kejadian itu gue makin pengen banget ngeliat lagi kontol Gilang… Gue cari-cari siasat gimana biar seenggaknya bisa pegang kontol Gilang. Syukur-syukur kalo bisa gue oral. Hehehe. Terus terang, gue penasaran banget pengen ngerasain yang namanya ngisep kontol cowok ———————————————————————————————————————- Sekali waktu Gilang nginep di rumah gue. Sambil ngobrol2, pelan tapi pasti, tangan gue pegang dan raba2 paha Gilang, terus ke selangkangan dia. Lama-lama nyampe juga jendolan di balik celananya dia. Hohoho…. Gilang diem aja. tapi gue yakin dia sebenernya nyadar dari kali pertama. Baru pas tangan gue nyampe kontolnya, dia bilang, “ARIS MAU ITU??” Weleh weleh!. Did he say something? Mungkin dia udah tahu dari awal bahwa gua suka sama dia dan nafsu sama kontol dia. Ya mau lah!, Pengennya gue jawab gitu. Tapi gue pura-pura sopan aja… “MAU APA?” “Halah, jangan pura-pura” “Ini Lang?” tanya gue masih pura2 sambil meremas jendolan Gilang .”Ya itu, yang lu pegang.” “Diapain?” “Ya terserah diapain aja. Aris nafsu sama kontol gue kan??” Namanya cowok puber, mungkin Gilang penuh dengan rasa ingin tahu dan penasaran. Singkat cerita, gue bilang iya, gue suka si otongnya Gilang. Gak pake basa basi, gue plorotin celana Gilang dan tanpa diajarin siapa2 gue langsung gue isep kontol Gilang. Ya gitu deh!. Untuk pertama kalinya terjadilah ORAL SEX di kamar gue. Yaoloo… kontol yang tadinya lemes, gak sampe 1 menit langsung ngaceng!!. “Oooouuwww… uueeennnakkkk Riiiissss” Nafas Gilang ngos2an pertanda dia nafsu dan akhirnya jebol juga. Crroottt…, croooottt, croooottt…. Pejuh Gilang muncrat keluar dan langsung masuk kedalam mulut gue. “Idih?, kok lu telen pejuh gua?? gak jijik tuh Ris?” tanya Gue mau jawab, tapi -tiba mobil bokapnya Gilang dateng. Kita buru2 pake baju dan pestanya bubar!. Setelah hari itu Gilang dan Gue sering saling nginep di rumah.. Hehehe…Tapi tetep aja tiap kali nginep berdua awalnya Gilang pasti basa-basi “Aris, kalo lu mau tititku lagi, bilang aja, boleh kok”. Wheeww… alesan!, padahal dia udah doyan tuh . Dasar cowok munafik!. Tapi tetep aja dia selalu yang ber- pura2 ogah dan gak males2an. Tapi ngaceng, nafsu dan ngecrot juga!. Pengalaman pertama hari itu menjadikan kegiatan maen’ sama Gilang sebagai kebiasaan gue karena sebagai cowok yang masih berdarah muda, dia rupanya ketagihan diisep. Gilang doyan ngeliatin gimana gue nyedotin kontolnya dan akhirnya dia lebih suka melihat gue nelen pejuh dia. Dasar cowok NARSIS. Bukan cuma sama Gilang tapi juga dengan dan masih ada tons of similar activities involving temen2 cowok di sekolah gue yang rata2 masih perjaka dan BERTENAGA MUDA. Walaupun waktu itu gue BELUM PERNAH make-love beneran senggama tapi segala permainan tangan, KOCOK, GESEK dan ISEP2AN, sudah biasa gue lakukan dengan beberapa teman sekolah cowok yang lain. Gue ngerasa sebagian besar teman2 gue di sekolah dulu adalah COWOK2 yg dasarnya NORMAL, karena mereka menganggap permaenan itu hanya iseng2 dan rasa penasaran saja.. *OOT gak tau kenapa yang namanya tenaga-muda yang penasaran maen homoseks ternyata banyak banget, terutama temen2 cowok di sekolah gue. Mungkin rasa keingin tahuan para remaja itu membuat temen2 sekolah gue gampang digoda dan diajak ngeseks Kalo lu baca crita gue diatas, mungkin lu langsung menghakimi bahwa gue HYPERSEX atau seks maniak.. Vonis lu gak salah!. Gue akui gue GEDE NAFSU. Gue maniak yang gampang terangsang. Gak ngerti juga apa sebabnya. Mungkin karena faktor keturunan. KAKAK GUE juga, dari mata kepala gue sendiri sangat-sangat HYPER, tapi Abang gue itu COWOK NORMAL yang STRAIGHT banget jadi dia hanya doyan sama cewek doank. Walaupun gue gak tau kehidupan sex Abang gue, tapi gue tau jelas Abang berkali-kali ganti pacar cewek. Dan gue juga pernah nemuin foto Abang sama ceweknya lagi ciuman hot bgt.

PadaMinggu ini saya ingin membagikan sebuah kisah Cerita Sex Mandi Bareng Tante Dewi Semoga anda semua menyukainya - Matahari bersinar sangat terik hari ini aku ada kuliah, tetapi rasanya udara sangat panas, ruang kuliah yang biasanya sejuk menjadi terasa pengap. "Wah enaknya selesai kuliah pergi ke Mall," pikirku.

🏍 SPG YAMAHOT 🏍 Ngintip stw mandi Full video klik 👇👇👇 Grup video bokep telegram Klik 👇👇👇 Silahlan dilengkapi yang belum punya Wajib RT!!!!! Istri orang, senyum2 liat kont*l aku,dia sange jga hapersexx FB & WA Promo DM wak stw selalu terdepan 🤤💦💦💦 jgn lupa RT,like dan FOLLOW 🙏 linknya MAU VIDEO STW DURASI PANJANG LAINYA JOIN GRUP TELEGRAM KAMI!! Info join klik link JOIN GRUP VVIP DAN NIKMATI BERBAGAI KEUNTUNGANNYA . Info JOIN GRUP VVIP DAN NIKMATI BERBAGAI KEUNTUNGANNYA . Info Suh4ilaa ☀ Stw san9e berat ☀ Tante nisa c0lmekk ☀ Stw Kirim pap ☀ Sebelum mandi tante kirim pap dulu ☀ Link 👇 ☀ N9intip ☀ MiftahulJannah ☀ Tante 0mek pakai timun ☀ Link 👇 ☀ .
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/251
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/589
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/542
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/190
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/3
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/765
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/27
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/447
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/938
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/901
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/201
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/917
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/845
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/101
  • 9ddq0jx5tu.pages.dev/771
  • cerita mandi bareng kakak